Belajar dari Novel Athirah (A Review)


Kutuliskan review buku ini sambil menikmati udara segar pagi hari.
Jariku bergerak cepat, memburu waktu.
Buku bergambar sarung pada sampulnya itu masih berada di sisiku, tapi sebentar lagi kami akan berpisah.
Ia akan mengarungi lautan ber mil-mil jauhnya untuk mencapai sebuah kota yang merupakan latar tempat utama cerita di dalamnya.
Hatiku masih terpana, bagaimana cerita itu bisa membuatku merasakan aneka rasa.
Bahagia, kaget, haru, rindu, berontak, takjub bahkan geli.
Baiklah, biar aku mencoba mengulasnya untukmu dan untukku sendiri.

---

ATHIRAH. Seorang hamba, wanita, anak, istri, ibu, sahabat, teman, dan pebisnis yang hebat. Itu definisiku tentangnya. Aku tak pernah menyangka, sebuah nama yang sering ku dengar sebagai salah satu nama sekolah islam di kotaku--Makassar--adalah sebuah nama dari sosok perempuan tangguh dan inspiratif yang baru ku tau kisahnya lewat buku ini. Memang, aku tahu beliau adalah ibu dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tapi aku tak pernah menyangka kisah hidupnya--yang bahkan sudah difilmkan--begitu menyentuhku.

Buku yang ditulis oleh Alberthiene Endah (dan tentunya didukung oleh pak JK dan keluarga besarnya) menceritakan kisah hidup Pak JK yang tumbuh bersama sosok kedua orangtua yang hebat, khususnya seorang Ibu--yang beliau panggil Emma--yang merupakan tempat dimana Ia belajar banyak hal tentang kehidupan, khususnya tentang keadilan, perdamaian, dan keikhlasan. Di dalam buku ini banyak sekali pesan-pesan dan hikmah yang terkandung, baik secara tersurat maupun tersirat, dan ada juga yang perlu disikapi dengan bijak. Pelan-pelan, mari kita urai pintalan-pintalan benangnya bersama.

Novel biografi yang ditulis sebanyak 380 halaman ini, secara 'blak-blakan' menceritakan kisah rumah tangga yang dialami Athirah dengan tetap menggunakan sudut pandang Pak JK sebagai anak lelaki yang paling tua dan tempat Athirah biasa mencurahkan isi hatinya. Bisa dibilang keluarga mereka nyaris sempurna, pendidikan agamanya Insya Allah baik, bisnis lancar, serba berkecukupan, terhormat, dermawan, anak-anak banyak yang pintar dan giat belajar, dan sebagainya. Namun tak ayal memang, sebuah rumah tangga pasti memiliki ujiannya masing-masing. Khususnya pada lelaki, yang akan diuji dengan 3 hal kalau bukan harta, ya tahta atau wanita, dan hal tersebut dirasakan Haji Kalla, yang memutuskan untuk menikah lagi. Dan itulah poros konflik yang menyebabkan konflik-konflik lainnya sekaligus 'membentuk' kehidupan pak JK.

Sebelum lebih jauh, dari awal akan kutegaskan bahwa aku sama sekali tidak membenci, menentang, maupun melarang orang untuk melakukan poligami. Sebagai muslim, aku mengakui bahwa itu adalah sunnah Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam, dan lingkup yang akan kita ceritakan di sini adalah benar-benar dari buku oke? Ok!

Aku tertegun, kagum, saat membaca kisah keluarga mereka. Sangat terlihat jelas bahwa pak JK sangat mengasihi sosok Emma di kehidupannya. Bagaimana Ia begitu menunjukkan cintanya pada sosok yang melahirkannya ke dunia. Bahkan pada saat konflik itu pun datang, Ia menjadi sandaran yang kokoh bagi Emmanya bahkan keputusannya untuk tetap kuliah dan berbisnis di Makassar tak lepas karena keinginannya agar selalu ada untuk Emmanya hingga akhir. Ia menjadi teman, penjaga, dan pelipur lara. Dan Ia belajar dari sana. Rentetan peristiwa yang diceritakan memiliki makna-makna sendiri menjadi bekal bagi dirinya untuk menyikapi hidup dan menempanya hingga bisa menjadi 'orang' seperti hari ini.

Dari kisah Emma bagaimana Ia hidup, jatuh, berdamai dengan ujian, dan bangkit, kita belajar, bagaimana Ia selalu berusaha untuk bersikap tegar dan kuat di depan anak-anaknya, bagaimana Ia selalu mempertahankan keutuhan keluarga, bagaimana Ia mencoba ikhlas dan tabah walau memang tak mudah. Dari sini pula terlihat, bahwa sosok Ibu adalah sosok yang patutnya mengayomi dan penyejuk bagi sebuah rumah tangga. Tak hanya itu, Emma--Athirah--juga merupakan istri yang hebat. Ia melayani suaminya dengan baik, bahkan hingga akhir hidupnya meskipun pernah merasakan sakit di hatinya. Ia adalah supporter dan backup nomor satu suaminya, sosok yang setia, dan Ia adalah teman seperjuangan yang seimbang, dalam mengarungi hidup dan melengkapi kekurangan satu sama lain. Ia adalah wanita inspiratif, yang tanpa mengesampingkan kewajiban-kewajibannya sebagai hamba, ibu, dan istri, Ia mampu menjadi sosok yang mumpuni di dalam dunia bisnis dengan kepiawaiannya.

Bagian yang cukup menyedot perhatianku juga adalah perjuangan cinta pak Jusuf Kalla mengejar Mufidah. Kadang aku geli sendiri bagai membaca novel romantis remaja. Mufidah bukan wanita yang gampang ditaklukkan, dan Pak JK bukan lelaki yang gampang menyerah. Kisah asmara mereka lucu dan naik turun. Aku tak menyangka, pak JK sangat kekeuh juga meskipun harus pelan-pelan melunakkan Mufidah yang pendiam dan seolah memiliki barrier terhadap lelaki, sampai menjadi asisten dosen di Universitas tempat Mufidah menuntut ilmu, membawa marching band di depan rumah Mufidah, sampai kemudian melunakkan hati bapaknya. I found the image of real man here. Bahwa cinta memang butuh perjuangan, dan sebagai perempuan jangan mudah percaya dengan laki-laki apalagi yang belum menemui orangtua. Heheu. Dan dari sini pula terpercik hikmah bahwa jodoh adalah cerminan diri, bahwa Allah akan memberikan jodoh yang tepat dan terbaik untukmu, dan bahwa menikah bukan hanya tentang aku-kamu tapi juga keluarga kita. Terlihat bahwa Mufidah seperti Emma, ia juga menemani suaminya berjuang dalam bisnisnya, dan bagaimana Ia cocok dengan kedua mertuanya hingga menjadi teman cerita dan pendengar yang baik untuk keduanya, seperti Pak JK.

Banyak hal menarik lainnya yang bisa dipetik dari kisah hidup Pak JK dan keluarganya ini, antara lain bahwa keluarga harus saling mendukung satu sama lain, kemudian prinsip bisnis yang dipegang teguh Haji Kalla dan diwariskan pada anak-anaknya, yakni bahwa bisnis tidak mencari keuntungan diri sendiri, tapi juga memberikan manfaat bagi orang banyak. Adapula berbagai budaya-budaya daerah yang ditonjolkan seperti makanan khas, aturan makan, gotong royong, sampai spot-spot di Makassar yang membuat aku rindu. Kemudian bahwa Pak JK adalah rolemodel anak yang berbakti kepada orang tua di mana Ia sangat mencintai dan menghormati Ibu Bapaknya terlepas dari kekurangan mereka sebagai orang tua, dan itulah yang menurutku membuka pintu-pintu rezeki keluarga Pak JK hingga sekarang terkenal khususnya di seantero Makassar. Seperti sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah Ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Ahmad)

Terakhir, hikmah intinya adalah bahwa lingkungan yang sangat berperan untuk membentuk diri seseorang ialah keluarga, karena kita lahir dan tumbuh di dalam keluarga, maka di dalam keluarga lah seharusnya kita mengerahkan segala yang terbaik yang bisa kita lakukan. Ku rasa cukup di sini aku mengulas novel Athirah, alangkah lebih baiknya kau membacanya sendiri dan mengulasnya kembali lebih baik dari yang aku tulis ini. Semoga bermanfaat untuk dirimu dan diriku!
Akhir kata, aku ingin menutup dengan lagu Raisa yang sedang terputar lembut memanjakan indera pendengarku

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita
Yang di setiap sujudnya terbisik namamu
Ia cerminan sisi terbaikmu~~~

Assalamualaikum!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Ahmad)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/5753-berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html

You Might Also Like

0 comments