Kata Makan dan Hikmahnya

Bismillah..
Assalamualaikum gengs! Sekarang aku lagi pengen bahas soal makna lain di balik kata kerja "makan", berhubung sekarang aku lagi merasa lapar di laboratorium huehehe.. Tapi ada disclaimernya ya, cocoklogi hikmah yang akan ku tulis tentang makan ini merupakan kompilasi caption instagramku (@zaraharwieny) yang telah ku unggah beberapa bulan silam. Yuk mari mari dibaca aja..

----- 

Hikmah 1 - Lebih dari sekedar Makan

source: giphy

Sebagian besar orang tahu kalau aku suka makan, padahal mereka juga suka makan, 3 kali sehari normalnya. Pagi siang malam. Ya kan?

Bagiku makan bukan hanya aku dan rezeki yang ada di piringku, bukan hanya sekedar mengunyah, bukan hanya sekedar mencabik-cabik bahan organik dan membumbuinya dengan enzim, lalu menurunkannya ke dalam saluran pencernaan hingga bermetabolisme, mengambil ATP dan yeah kau tahu lah endingnya.

Intinya, makan bagiku lebih dari itu.

Saat makan, aku bisa menyebutnya "me time" ketika sendiri. Salah satu waktu untuk mencari ide dan inspirasi. Seperti rehat dari hiruk pikuk pekerjaan dunia yang menyibukkan, menikmati sesuap demi sesuap nasi lauk sesekali sambil bernostalgia akan momen-momen penting dalam hidupku, atau membaca paragraf demi paragraf dari benda yang baunya paling kusukai--buku--atau bahkan sambil memanjakan mataku dengan potongan-potongan klip hiburan di laman internet.

Saat makan, ketika bersama orang lain, ukhuwah dapat terjalin lebih erat. Ada cerita-cerita yang diselipkan, ada nasehat dan pesan, ada perbedaan yang bisa dipelajari, hingga canda tawa yang tumbuh. Baik saat bersama orang tua, sanak saudara, ataupun teman sepermainan.

Saat makan, kita mensyukuri nikmat Allah. Bersyukur masih bisa makan hari ini, disaat orang lain ada yang diuji. Mengingat kuasa Allah menciptakan cita rasa hingga kita bisa mengecap dan menikmati makanan itu untuk tubuh kita. Hingga bermuhasabah kemana perginya energi yang kita peroleh saat makan, apakah untuk mencari ridho Allah? Atau justru murkanya.

Aku selalu menunggu waktu makan, menunggu pelajaran dan cerita baru setiap waktunya. Jadi, mau makan apa kita hari ini?


---

Hikmah 2 : Makan dan Hidayah 


Tanpa kita sadari kita menjadikan "makan" sebagai hal yang erat kaitannya dengan berbagai usaha kita. Misalnya, "Kamu kenapa mau kerja?" "Ya buat cari makan untuk anak isteri" atau "Kamu dekatin dia caranya gimana?" "Ngajak makan". Tidak salah, dan hal tersebut wajar. Apalagi makan yang kita maksud disini adalah makan untuk raga kita. Tanpa makan, kita jadi lemas, kurang energi atau bahkan in worst case--mati.
.
Tapi, ternyata, makan gak hanya untuk raga atau jasad kita aja. Tapi "makan" juga penting untuk jiwa kita, untuk iman kita. Kita perlu asupan, bukan hanya butuh makan dalam bentuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, tapi juga hidayah Allah.
.
Hidayah itu harus senantiasa dicari dan dijemput. Misalnya dengan menuntut ilmu dan mentadabburi ayat-ayat Quran. Tak lupa juga, kita harus selalu berdoa agar Allah senantiasa menjadikan kita orang-orang yang diberi petunjuk olehNya, namun kembali lagi, untuk selalu diberi hidayah, kita juga harus berusaha mendekatkan diri dengan Allah. Caranya? Beribadah dengan ilmu.
.
Jikalau makanan untuk raga saja kita mencarinya siang dan malam, apakabar dengan hidayah? Apakah kita juga mencarinya agar keimanan ini selalu terjaga?
Maka carilah hidayah layaknya kamu mencari makan untuk jasadmu.
.
Wallahu a'lam bishawab.


--

Hikmah 3 - Makan dan Perbedaan

source : giphy

Aku jadi ingat beberapa minggu lalu, pas lagi makan bareng teman-teman, ternyata ada yang memperhatikan aku makan lalu nyeletuk kek gini, "Dek Zar, kok kamu bisa ya makan tanpa sambal?" Dia nanya kek gitu dengan muka polos, takjub, sambil ngebandingin sama nasi lauknya yang udah keliatan pedas banget di mataku.
.
"Kaka sendiri, kok bisa makan pedas?" Tanyaku balik.
.
Menurutku momen itu membuat pikiranku bercabang-cabang dan jadi sadar akan berbagai hal. Pertanyaan itu seperti menanyakan "Gimana kamu bisa hidup dengan keadaan kayak begini?", padahal aku hidup baik-baik saja, bahagia-bahagia saja tanpa sambal ataupun cabe masuk ke dalam pencernaanku. Dan I've deal with it for more than 20 years.
.
People live differently. Allah menciptakan kita berbeda-beda, beraneka ragam, dengan keahlian yang berbeda, kondisi yang berbeda, adegan hidup yang berbeda, hingga amanah dan cobaan yang berbeda. Dan apapun yang terjadi pada kita adalah sesuatu yang ada dalam kapasitas kita.
.
Kita gak akan bisa tahu bagaimana orang itu hidup sebelum kita mencoba live in their shoes, itulah mengapa detektif kadang berpikir how if I become the murderer saat memecahkan kasus pembunuhan misalnya. Itulah mengapa juga kita tidak bisa langsung menjudge seseorang dan bahkan bersuudzon.
.
Perbedaan, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam, gak ada masalah. Dan percayalah, I still can eat in gusto meskipun makananku gak pedas.
.
Udah itu ajah.
 


You Might Also Like

0 comments