ZARAH BOOK LIST : How To Master Your Habits

Bismillah.

Hai, Assalamualaikum! kini ku kembali (dasar! senang banget datang dan pergi, oh begitu saja~). Insya Allah postingan-postingan setelahnya akan lebih bermanfaat dari postingan-postinganku yang dulu. Bismillah ya, mencoba istiqomah mengukir jejak tulisan yang baik-baik dan bermanfaat saja.

Oke gaes~ langsung aja. Kali ini Zarah bakal membahas atau lebih tepatnya mereview sebuah buku yang Zarah habiskan selama 1 hari aja (Hoorraaayyy~~), karena asli, selain aku emang saat itu lagi free, buku ini emang candu abis buat dibaca terus menerus sampai tiba di ending. Seriusan deh. Ehciyee penasaran kan jadinya. Tapi ku kasih disclaimer dulu ya, kalau aku paling menuliskan ringkas aja dan mengutip yang paling penting aja. Soalnya kalo tulis semua itu namanya copy paste cuy-__-"


Mulai dari yang dasar dulu ya. Jadi buku yang aku bahas ini berjudul "How to Master Your Habits" karya Ustadz Felix Siauw. Buku ini memiliki jumlah halaman sebanyak 169 halaman dan udah diterbitin Alfatih Press dari tahun 2013. Hehe iya Zarah telat banget bacanya. Yang membuat aku tertarik adalah karena pas baca sinopsis di belakangnya ada tulisan kek gini
Buku ini bukan buku motivasi, buku ini adalah buku yang akan menjelaskan pada Anda bagaimana menguasai keahlian tanpa motivasi, bahkan tanpa berpikir
Hahaha.. Jossss ga tuh? Jujur nih aku dulu bukan tipe pembaca buku bergenre motivasi atau self improvement, buku-buku di rak aku hampir seluruhnya adalah novel kalau gak ya komik (makanya banyak ngayal wk), tapi sekarang udah mulai baca yang "berguna" bagi kehidupan duniaku dan akhirat. Aamiin. Eh nah kan jadi kemana-mana. WK. Intinya mah karena embel-embel "tanpa motivasi dan berpikir" aku jadi tertarik belinya. HA! (apalagi waktu itu lagi diskon bookfair)

Hingga tiba saatnya ku membuka lembar demi lembar halaman buku tersebut~


Buku ini diawali dengan pengenalan beberapa tokoh islam yang menginspirasi karena keahliannya dalam sebuah bidang, misalnya Khalid bin Walid yang terkenal dalam bidang militer, Ath-Thabari yang merupakan sejarawan, dan sebagainya. Dari sini kemudian kita diajak berpikir tentang keahlian atau skill seseorang yang kerap disalah artikan sebagai semata-mata bakat atau keturunan yang telah ditakdirkan, padahal dalam buku ini dituliskan bahwa keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan pilihan-pilihan yang kita buat. Bahkan gak peduli dimana pun posisi kita sekarang, kita tetap dapat menguasai suatu hal kalo kita benar-benar serius untuk membentuk kebiasaan atau habits tersebut.

Paham? Zarah kasih contoh deh, ini tapi diluar buku ya. Misalnya ada seorang profesor yang ahli dalam bidang pencegahan pencemaran udara yang lahir dari keluarga dokter. Tentunya hal tersebut bukan merupakan buah dari keturunan bukan? melainkan keahlian yang diperolehnya sekarang merupakan hasil dari pilihan hidup yang ia tempuh, di mana Ia memilih untuk menekuni bidang tersebut dengan terus melakukan pengulangan yang dalam konteks ini ialah menuntut ilmu atau menerima proyek2 sejenis.

Dalam buku ini juga diceritakan mengenai pengalaman Ust. Felix Siauw yang membentuk habitsnya sebagai seorang pengemban dakwah. Nah gaes, perlu digaris bawahi ya, habits yang dimaksud dalam buku ini adalah habits yang baik-baik saja, kalau terbesit habits buruk mending istighfar dulu baru baca buku ini yaa. Hehe, tapi ku percaya kalian orang baik. ihiiyy. Oke lanjut
Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Habits adalah kebiasaan kita (hal. 13)
Yang aku suka dari buku ini itu karena penjelasannya sangat mudah dimengerti, gak bertele-tele keluyuran kemana-mana, terdapat nafas-nafas islami, dan contoh-contohnya juga asik dan menariq, misalnya saat disuruh membaca tulisan arab gundul dari sebuah literatur dan membandingkannya saat membaca surah Al-Fatihah tanpa harakat. Wk. Ternyatahh aku bisa dengan mudah membaca al Fatihah meskipun gundul. Contoh tersebut menunjukkan the power of habit. Hehe, silahkan di baca aja biar ngerti x'D.

Hal yang perlu di highlight dari buku ini BANYAK. Wkwkwkw. Tapi yang paling penting adalah bahwa habits itu lahir dari orangtua yang bernama Practice (latihan) dan Repetition (pengulangan). Mau itu terpaksa maupun sukarela, kalo latihan dan diulang-ulang maka akan terbentuk habits. Nah, pas baca bagian ini Zarah langsung kayak "Aha!" gitu ya.. Jadi teringat kata guru ngajiku saat aku nanya gini "Ustadz, gimana sih biar baca Qurannya bagus dan enak gitu?" terus Ustadzku jawab, "Perlu latihan terus teh, diulang-ulang. Percuma juga kalau belajar di kelas tapi di rumah gak pernah baca Qur'an. Karena baca Qur'an tuh butuh skill.". Gitu ceunah, bener banget kan, dan skill itu terbentuk karena habits kita.

Pantas aja kalau kadang nanya Ustadz gimana biar bisa rajin tahajud, puasa sunnah,dsb jawabannya pasti "Ya lakukan aja. Paksain". Meskipun berat di awal, tapi kalau latihan dan dilakukan terus menerus maka akan terbentuk habits sampai tubuh kita auto-ibadah aja. Hehe..


Bener ugaaa...
Mantep gak gaes? Mantep banget lah ya. Intinya buku ini lebih dari sekedar apa yang aku tuliskan disini. Masih banyak embel-embel habits yang dibahas secara apik dan tentunya sangat bermanfaat untuk kita kelak jikalau benar-benar mengaplikasikannya.

Oke sebagai penutup, perlu dicatat juga bahwa dalam proses pembentukan habits kita perlu menanyakan 3 hal dalam diri kita terlebih dahulu agar lebih kuat lagi dalam melatih habits tersebut, yakni what i want exactly? why am i doing this? dan how many days? yang tentunya dikupas tuntas dalam buku ini.
Sesungguhnya tidak ada impian yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah kemalasan bertopeng pesimisme (hal. 148)

Cukup sekian. Zarah undur diri dari laman internet anda. Semoga bermanfaat dan semoga kalian jadi semangat membentuk habits (ingat harus yang baik ya!). Terakhir banget, Zarah mengucapkan Jazakallahu khoir Ustadz Felix Siauw atas bukunya yang sangat bermanfaat. Ini seriusan bukan endorse. Hehe.

Assalamualaikum!

You Might Also Like

0 comments