SHADOW IN HOKKAIDO



*Cerpen ini diikut sertakan dalam lomba blog HIS Travel 2016! 
 ---
Aku masih ingat, betapa bahagianya aku saat mendaftarkan diri ke HIS dan mengambil paket liburan ke Jepang, tepatnya HAnavi. Aku juga masih ingat, betapa senangnya aku saat duduk di pesawat dan menikmati pelayanan dari sang pramugari. Aku juga masih ingat saat pertama kali naik shinkansen dan mengambil foto pertamaku di Jepang. Hingga aku mengikuti pemuda bayangan itu, pemuda yang membawaku terlepas dari rombongan liburanku dan berakhir dengan megikutinya naik bus hingga sampai ke pulau yang tidak termasuk dalam daftar tujuanku.
 
Excuse me, Kore wa doko desu ka (dimana ini)?” Tanyaku dengan lugu pada penjaga di sebuah kedai. Hari itu sudah mulai malam dan aku baru tersadar bahwa aku terpisah dari rombongan setelah pemuda itu lenyap entah kemana.

Kore wa, Sapporo no machidesu, Hokkaido. (Ini adalah kota Sapporo, Hokkaido)” Jawab sang pemilik kedai dengan sopan. Membuatku kaget setengah mati karena pengetahuanku akan kota ini sangat minim. Aku hanya tahu Tokyo, Osaka, Hiroshima, Nagasaki (karena masuk di buku pelajaran, hehe..), dan kota lainnya selain Hokkaido ini. Boro-boro Sapporo, Hokkaido saja aku tidak tahu.

Aku buru-buru mencari telepon genggamku untuk menghubungi pihak HIS atau mereka yang menghubungiku karena aku terpisah dari rombongan. Sialnya, telepon genggamku mati dan chargernya berada di hotel tempatku menginap di Tokyo. Ah! Sial! Gara-gara Lelaki Bayangan itu!

Melihat kebingungan di wajahku, sang penjaga kedai segera menyuguhkan teh hijau dan Imo-mochi untukku. Dengan ramah Ia berkata,

“Makanlah. Ini gratis. Kau terlihat capek. Mochi ini bisa sedikit membantumu untuk menikmati Hokkaido.”

Arigatougozaimasu. Itadakimasu!” Kataku lalu menyantap Imo-Mochi dengan penasaran. Imo-Mochi terbuat dari kentang rebus dangan bentuk seperti roti dan tepung kentang. Rasanya manis dan gurih.

Oishi!” Ujarku refleks setelah menghabiskan satu porsi imo-mochi. Mungkin aku memang hobi makan, sampai-sampai setelah makan moodku bisa berubah menjadi sangat-sangat baik. Entah kenapa juga, selain budaya Jepang yang Indah, aku juga jatuh cinta dengan kehangatan penduduknya, tak terkecuali Hokkaido dan makan camilan khasnya.

PLOK! Sebuah buku tipis menghantam kepalaku. Sontak saja aku segera mencari pelaku yang dengan tega melempariku dengan buku. Aku segera berbalik dan celingak-celinguk tapi tidak ada siapa-siapa selain aku di sini. Hanya ada aku, penjaga kedai yang tengah sibuk membersihkan mejanya, dan sosok bayangan hitam yang berjalan meninggalkan kedai. Hei tunggu! Itu dia! Sosok hitam itu!

“Berhenti!” Ujarku sambil mengejar pemuda itu. Ia mempercepat jalannya lalu tiba-tiba saja menghilang dibalik tikungan. Tidak salah lagi. Dia adalah pemuda bayangan yang selalu muncul disetiap foto perjalananku selama di Jepang ini. Pemuda yang mirip dengan aktor favoritku, Haruma Miura, aktor di film Kimi No Todoke. Kyaaa >,<

Setelah mengucapkan terimakasih aku bergegas meninggalkan kedai dan berusaha mencari lelaki bayangan itu sambil menikmati ibukota Perfektur Hokkaido ini. Buku tipis bersampul merah yang dia lemparkan padaku ternyata buku panduan perjalanan di Hokkaido lengkap dengan roadmap kota Sapporo. 

Cuaca musim dingin Jepang membuatku harus mengetatkan jaket kuat-kuat sambil berjalan menikmat keindahan kota Sapporo. Kota ini merupakan pusat budaya, ekonomi dan politik pulau Hokkaido. Jalan-jalannya tertata rapi seperti papan catur. Bar-bar di jalan tampak ramai pengunjung tak peduli sedingin apa cuaca malam ini. Kota ini bernuansa terbuka seperti gabungan lingkungan alam dan perkotaan, sehingga rasanya benar-benar nyaman.

Aku berjalan hingga sampai di Susukino tempat Odori Park berada menurut buku panduan itu. Dihadapanku tersaji pemandangan indah nan menakjubkan yang baru pertama kali kulihat seumur hidupku. Ratusan patung es kristal di sekitar Odori Park berjejer dengan anggun di sepanjang jalan utama di Susukino. Ada yang berbentuk bangunan terkenal seluruh dunia hingga hewan-hewan. Karena saat ini malam hari, lampu warna-warni menambah keindahan patung-patung es tersebut. Membuatku hanya bisa melongo takjub dan menekan tombol capture pada kameraku secara terus menerus.

“Sapporo Snow Festival! WOAH” Kataku sambil memainkan salju didepan bangunan gedung putih yang terbuat dari es Kristal. Semuanya tampak menakjubkan.

Sapporo Snow Festival di Odori Park

Aku mengambil foto selfie lalu megecek hasilnya sambil tersenyum lebar. Di dalam fotoku, lelaki bayangan itu muncul. Ia berada tepat di belakangku dengan wajah yang mengadah ke langit. Aku segera berbalik untuk melihatnya tapi tidak ada siapa-siapa. Lalu sebuah tangan menepuk pundakku. Aku berbalik.

“Lelaki bayangan! Haruma Mi—“ Lalu semuanya menjadi gelap.

BUK! Kepalaku menghantam kaca dinding bus hingga membuatku terbangun. Tunggu.. bus? Di mana aku? Aku mengecek seluruh tasku dan penampilanku tapi tidak ada yang hilang atau berubah sama sekali. Di luar bus, langit menunjukkan bahwa sekarang sudah pagi, tepatnya jam 11 pagi waktu jam tanganku.

“Permisi, kemana tujuan bus ini?” tanyaku pada salah satu penumpang.
“Danau Shikotsu.” Katanya singkat lalu melanjutkan aktivitas membaca bukunya.
“Aah..” Kataku tepat saat bus itu berhenti.

Danau Shikotsu terletak di kawasan Taman Nasional Shikotsu-Toya. Danau ini merupakan danau kaldera yang indah yang berada di antara tebing-tebing yang menjulang. Airnya berwarna biru tua, dan tidak pernah membeku bahkan saat musim dingin seperti ini. Dari sini aku bisa melihat latar belakang Gunung Fuppushidake.

sumber: Instagram @takuta_er


Karena sedang musim dingin, di danau ini sedang dilaksanakan Ice Festival. Tapi sayang, aku datang disaat pagi. Lampu-lampu warna-warni belum dinyalakan.

“Haruma Miura!” Teriakku pada lelaki bayangan saat melihatnya dibalik salah satu patung es. Ia lalu berjalan cepat meninggalkanku dengan penuh tanya. Sial! Dia mempermainkanku lagi. Siapa sih dia?

Karena dorongan penasaran aku mengikutinya meninggalkan Danau Shikotsu yang terasa seperti menarikku untuk kembali. Aku menyusuri jalan demi jalan tak peduli sudah berapa lama aku mengikutinya. Jalannya semakin cepat hingga berbelok ke salah satu restoran lokal. Saat aku masuk, Ia sudah lenyap.
Kruyuk..Kruyuk.. Oh panggilan alam!

Setelah membaca buku panduan merah misterius dari lelaki bayangan yang sama misteriusnya, akhirnya aku memutuskan untuk menyantap Ishikari Nabe yang sangat sesuai dengan musim dingin. Aku dengan bersemangat melihat mangkukku penuh berisi salmon yang dikombinasikan dengan berbagai sayuran rebus dalam kaldu miso dan sedikit tambahan lelehan mentega yang katanya digunakan untuk memperkaya rasa dan kelezatan hidangan ini.

kyaaa!!! Oshi!

Itadakimasu!” Sorakku lalu menyantap semangkuk Ishikari Nabe hingga tandas.

Lelaki bayangan—Kuharap dia memang Haruma Miura asli—adalah penguntit yang paling tahu berterima kasih! Dia mengikuti ku sepanjang perjalananku di Jepang, membuatku tersesat di pulau Hokkaido, membawaku ke Sapporo, Danau Shikotsu dan sekarang dia yang membayar tagihan makanku untuk seporsi Ishikari Nabe tadi. Oh maaf. Aku melupakan beberapa bagian. Sekarang aku sudah ada di Hakodate, berkat mengejarnya juga!

Ternyata Hokkaido memiliki banyak kota yang keren-keren. Dan sekarang aku berada di kota pelabuhan, Hakodate. Tepatnya di Benteng Goryokaku yang bergaya barat.  Aku berjalan menyusuri parit yang tertimpa salju sambil memandang berkeliling. Para wisatawan yang tampak gembira dan saling bertukar giliran untuk berfoto. Saat naik ke Observatorium Menara Goryokaku, pemandangan indah terhampar dihadapanku. Seluruh area benteng ini area berbentuk bintang dan parit. Hanya saja karena sedang winter, jadi pemandangannya terlihat seputih salju





Malamnya, aku pergi ke Gunung Hakodate bersama beberapa rombongan turis Korea sekaligus mengikuti sang lelaki bayangan yang bisa muncul kapan saja. Pemandangan malam hari di atas gunung ini sangat menakjubkan. Kilauan salju diterangi lampu kota terlihat begitu putih, semakin menambah pemandangan malam hari yang memukau. Aku tidak bisa berhenti memotret dan rasanya ingin tinggal selamanya disini.

Indahnya pemandangan malam hari dari atas Gn. Hakodate

“Seindah dirimu.” Ujar sebuah suara.

Aku mengadah ke sumber suara dan melihat lelaki bayangan dengan kepalanya beberapa centi dari atas kepalaku. Aku bisa melihat matanya yang sempurna, tapi keseluruhan wajahnya tak diterangi cahaya.

“Kau!” Ketika Ia mencondongkan tubuhnya, sekilas aku melihat wajahnya. Ya. Ia seperti Haruma. Lalu aku seperti terjatuh diantara bintang-bintang.

Paginya aku terbangun di Stasiun Hakodate. Tanpa kekurangan satu apapun. Aku membersihkan diriku yang masih shock di kamar mandi stasiun dan keluar menuju Hakodate Asaichi yang kudengar dari pembicaraan orang-orang di kamar mandi. Perutku keroncongan meskipun kemarin aku sempat makan Zangy (seperti Karage dengan rasa punchy kecap, bawang putih dan jahe) sebelum ke gunung Hakodate. Setelah berjalan sekitar satu menit, 300 stand yang menjajakan aneka seafood segar yang berasal dari lautan Hokkaido berjajar di sepanjang jalan seperti pasar tradisional di Indonesia pada umumnya. Hanya saja semua terlihat begitu segar dan menggoda disini. Ada cumi-cumi, kepiting, kerang laut,  sampai telur ikan salmon. Tak ketinggalan, kursi dan meja untuk makan pun ada disini, tinggal pilih, dan seafood siap disajikan.



Setelah capek keliling dan terbawa emosi saat lihat ibu-ibu mancing cumi buat dijadikan sashimi, akhirnya aku memutuskan merogoh 1,500 Yen untuk sarapan  Donburi Yokocho di salah satu restoran dekat pasar pagi Hakodate tadi. Donburi Yokocho merupakan nasi hangat yang disajikan dalam mangkuk dengan topping sashimi seafood yang segar.

yummm

“Waaa!! Rasanya seperti terlahir kembali!” Sorakku setelah selesai makan diikuti tawa pelayan restoran yang melewati mejaku. Tiba-tiba Ia mengeluarkan sticky notes dan menempelkannya di mejaku.
            
 Niseko United, Niseko Annupuri, Hokkaido

Hal pertama yang aku lakukan setelah mendapat pesan itu adalah menanyakannya pada pelayan tadi. Ia berkata bahwa ada seorang pria berpakaian serba hitam yang menyuruhnya memberikannya padaku. Lelaki bayangan! Tidak salah lagi!

Karena penasaran, aku pun melanjutkan perjalanan menuju Niseko United dengan tertatih-tatih dan dengan perjuangan penuh akibat keawamananku berada di Jepang. Mungkin aku sudah mencoba segala transportasi yang ada hingga akhirnya menumpang di mobil sewaan turis Indonesia untuk sampai ke Niseko Annupuri ini. Niseko United ternyata mencakup 4 resor berbeda yang terletak di satu gunung yairu Niseko Annupuri. Terdapat lusinan restoran dan penginapan di resor ini.

Aku melihat lelaki bayangan sedang menatapku sambil bermain ski. Mau tak mau aku juga segera bersiap untuk bermain ski menyusulnya. Membayangkan adegan film action yang saling mengejar diatas salju terbaik di Jepang!


Tempat bermain ski Niseko ini sangat luas dan ketinggiannya mencapai 1308,5m dari puncak sampai kaki gunung. Aku mendapatkan kesulitan saat bermain ski karena ini adalah kali pertamaku mencoba olahraga ini. Para pengunjung banyak yang membantuku belajar bersama. Setelah cukup mahir mengendalikan diri, akhirnya aku mengarahkan diriku ke lelaki bayangan yang tampaknya mengetahui kehadiranku. Aku mengejarnya dan Ia tampak memperlambat kecepatan, membuat kami sejajar satu sama lain.

“Hei kau! Siapa kau?” Teriakku

Lalu tiba-tiba aku tidak bisa mengendalikan diriku dan terjatuh sambil berguling-guling diatas salju. BUK! Badanku rasanya remuk dan aku merasa pusing. Langit diatasku tampak seputih salju. Hingga sosok wajah familiar muncul dihadapanku.

Daijoubu desu ka? (Apa kau baik-baik saja?)” Tanya pria itu. Itu dia! Si lelaki bayangan. Ekspresinya seperti ini:

Daijoubu?

“Sudah kuduga.” Kataku lemah. Aku tidak sekarat, melainkan diliputi kebahagiaan saat melihat wajahnya. Hanya saja aku masih shock karena jatuh. Jadi mungkin sebentar lagi aku akan pingsan.

Watashi wa Haruma Miura.”

Aku tersenyum. Pangeranku. Ternyata lelaki bayangan itu adalah dia. Dia yang menuntunku mengitari pulau Hokkaido!

Tanganku mencoba menggapainya, lalu semuanya seakan berpusar pada satu titik dan menerbangkanku dalam kegelapan total.

---
“Mbak, bangun mbak!”Kata seorang pria bertubuh gempal.

Aku tersentak dan menatapnya dengan saksama, “Lho, lho, bukannya kamu yang di HIS Travel ya? Haruma mana? Mana dia? Ini di Niseko United kan? Hokkaido?”

“Haruma siapa? Oalah! Mbak ini mimpi.. Sekarang kita baru saja mendarat di Indonesia dari Jepang. Kemarin kita nggak ke Hokkaido.”

Astaga! Ternyata selama ini aku hanya mimpi? “Apa? TIDAKKKK! TAKE ME TO HOKKAIDO! HARUMA MIURA!!”

Lalu esoknya aku mendaftar lagi ke HIS tepatnya HAnavi untuk mengambil paket liburan ke Hokkaido dan berharap mimpiku tadi menjadi kenyataan! Kyaaa >,<
---END---

*NB: Buat yang penasaran sama HIS, cukup click pada kata HIS diatas atau visit
https://www.facebook.com/HISTravelIndonesia
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam lomba, juga bisa langsung click pada banner di beranda blog ini. See you!

You Might Also Like

2 comments

  1. jepang meang negara maju,,indonesia seharnya ngikuti jejak.a..hhe

    by dedi mitsubishi

    ReplyDelete
  2. pemandanganya bagus - bagus banget ya, jadi pengen ikutan lombanya juga, siapa tau bisa kesana beneran ya :)

    ReplyDelete