Whop Whop! Hello Hello Everyone, readers, Zarahwesome, and followers! Apa kabar kalian? Sayang banget Zarah baru bisa ngeblog saat ini, soalnya perkuliahan udah mulai aktif kembali jadi Zarah harus kembali sibuk dengan tugas yang menumpuk, hafalan yang bikin mengantuk dan presentasi yang kadang membuatku gugup. Hehe. Anyway, Zarah punya kabar nih buat kalian! Kalau, Zarah yang notabennya selalu dibilangin anak kecil, anak mami dan anak manja ini sekarang udah jadi anak kost. Hoho keren gak tuh? Keren dong. Udah belajar mandiri. Hahay ya meskipun banyak yang gak percaya sih. -_-

Jadi anak kost ternyata lumayan rumit ya, tapi gampang dan asik juga sih menurut Zarah. Di kostannya Zarah sebenarnya yang nyewa cuma dua orang, tapi yang nginap selalu banyak khususnya kalau ada tugas jadi kost-an itu selalu ramai setiap harinya sampai larut malam, karena banyolan-banyolan dari makhluk-makhluk yang katanya "lagi belajar" gak jelas ini.

Sebagai anak baru dalam dunia anak kost dan hidup sendirian, Zarah awalnya punya beberapa kendala karena Papa juga awalnya takut dan nggak ngizinin. Tapi, beliau berhasil ditaklukin dengan "Nanti, kalau Zarah ke London gimana? Gapunya pengalaman tinggal sendiri dong?" Eaaa. And finally here i am. Di sebuah kotak berwarna hijau yang luasnya sebesar ruang tamu rumah gedong (Ya kurang lebih) dengan ventilasi yang cukup tapi kadang-kadang seadanya, air yang lancar, dapur yang kosong, dan teras yang dihantam angin sepoi-sepoi. Ternyata asik juga tinggal di daerah yang mirip pedesaan dan hampir menjadi perkotaan.

Ngomongin masalah duka menjadi anak kost, yang pasti dan yang paling utama adalah homesick! Meskipun waktu tempuh ke rumah hanya makan waktu 1,5 jam naik angkot. Di kost juga fasilitas gak terlalu lengkap (namanya juga kost) jadi Zarah ga bisa nonton TV dan nontonya harus via laptop, itu pun bukan streaming. Selain itu dukanya adalah apa-apanya sendiri, mulai nyuci, nyetrika, melipat, dan harus pintar-pintar ngatur duit jadi gak bisa selalu ikutin kemauan buat beli ini beli itu, semua harus dipertimbangin dan Zarah jujur susah banget dalam hal ini, but ini bermanfaat lho, supaya kita gak boros dan lebih menghargai uang. Duka yang terakhir adalah makanan. Selama kost, pola makan Zarah kadang ga teratur. Kadang kelamaan, kadang kecepetan dan makanannya juga mainstream. Salah satunya adalah saat sarapan. Kalau sarapan sekarang Zarah cuma makan roti, padahal dari kecil kalau sarapan pakai nasi. Ini karena Zarah ga punya banyak waktu buat ke warung dulu sarapan karena selalu kuliah pagi dan kalau ninggalin kost harus nungguin yang lain kelar siap-siap juga. Ya, gapapa deh penyesuaian sama lidah barat ceritanya hahaha.

Manfaat jadi anak kost yang sekarang mulai aku rasain sih ya pasti lebih mandiri, jago ngatur uang, bisa ngebedain yang mana kebutuhan dan keinginan, berolahraga setiap hari (jalan kaki ke kampus supaya ngurangin polusi), jadi bisa memahami karakter teman-teman lebih dekat, bisa tau cara ngurusin rumah, dan bangun tepat waktu tanpa dibangunin Mama. Meskipun, manfaat diatas itu masih samar-samar muncul dalam diriku. Intinya lagi tahap penyesuaian dan berubah nih hehe.

Ya, kayaknya gitulah kesan pertama jadi anak kost. Doain Zarah ya, supaya manfaatnya jadi bagus buat Zarah kedepannya. Buat kalian anak-anak kost yang ngebaca postingan ini, yuk share sama Zarah kesan pertama kalian dan tips-tips jadi anak kost yang sehat dan baik haha. BYE!